Selasa, 18 Oktober 2011

Para Tamu adalah Orang Yang Istimewa

(cerita favorit 2)

SEORANG bapak dan putranya pada suatu hari menjadi tamu Imam Ali al-Murtadha. Imam membuat mereka merasa nyaman dan duduk berhadapan sambil berbincang-bincang dengan mereka. Waktunya makanan dihidangkan.
          Sesudah makanan dihidangkan dan selesai dimakan, pelayan Imam, Qambar, membawa baskom dan kendi air bagi para tamu untuk mencuci tangan mereka. Imam mengambil sendiri kendi yang berisi air dan meminta sang bapak menjulurkan tanngnnya agar Imam dapat menuangkan air.
          Tamu itu berkata, “Bagaimana bisa Imam saya melayani saya! Semestinya justru saya yang melakukannya.”
          Imam Ali al-Murtadha menjawab, “Ini saudaramu dalam Islam hendak melayani saudaranya dan memperoleh ridho Allah. Mengapakah engkau mencegahnya?”
          Tamu itu menjulurkan tangannya.
          Imam berkata kepadanya, “Cucilah tanganmu seluruhnya! Jangan terburu-buru berpikir bahwa aku mesti terbebas dari kewajiban ini!”
          Ketika giliran putra tamunya mencuci tangnnya, Imam berkata kepada putranya , Muhammad Hanafiyya, untuk memegang kendi dan mencuci tangan tamunya.
          Imam berkata kepada putra tamunya itu, “Aku mencuci tangan ayahmu. Putraku akan mencuci tanganmu. Jika saja ayahmu bukan tamuku hari ini, maka aku sendirilah yang akan mencuci tanganmu. Namun Allah senang melihat sang bapak menikmati hak keistimewaannya dan keutamaan tatkala ia bersama anaknya hadir pada satu tempat.”
          Nabi saw juga telah juga telah bersabda, “Tamu adalah pembimbing yang mengantarkan seseorang kepada jalan menuju pintu surga.”[]

0 komentar:

Posting Komentar